Oleh: Prof. Dr. H. Muhammad Munadi, M.Pd.

Pengantar

Istilah residensi telah lama dilaksanakan pada dunia kedokteran. Begitu pula dunia kepenulisan terdapat program yang sama, seperti aerogramme studio menyelenggarakan residensi penulisan atau Residencies for Writers.  Bila dilihat dari salah satu website, program tersebut kebanyakan dibayar bagi yang ikut seperti yang ditawarkan pada tahun 2020 pada portalnya. Programnya terdapat variasi honorarirum dan lama program. Program yang sama juga terjadi pada dunia seni dan ekonomi kreatif. UNESCO-Aschberg mempromosikan mobilitas seniman muda melalui program residensi (Lanredahunsi, 2013).  Di Amerika Serikat menawarkan hampir 100 tempat residensi untuk pekerja seni dan ekonomi kreatif.  Di Uni Eropa ada keragaman dalam pendanaan/pembiayaan baik melalui dana pemerintah, pribadi maupun Model yang menggabungkan agensi komersial (European Union, 2014).  Beberapa residensi juga dapat menawarkan gaji di atas ruang kerja dan tempat tinggal yang membantu seniman menutupi biaya mereka. Residensi bidang seni juga terjadi di Indonesia (Aditya, 2018) terutama daerah-daerah yang memiliki komunitas seniman, sanggar seni dan kampung-kampung  ekonomi kreatif. Seperti yang terjadi di Cemeti Institut untuk Seni dan Masyarakat menyelenggarakan residensi untuk para seniman muda dari berbagai penjuru dunia (Cemeti, 2019), begitupula Teater Garasi mengadakan kegiatan serupa (Teater Garasi, 2018).

Pendidikan Profesi Guru Jalur Residensi

Program residensi guru dimodelkan pada residensi medis. Regimen pelatihan selama setahun ini menggabungkan pengalaman kelas yang diawasi secara ekstensif dengan kuliah tingkat magister. Dirancang terutama untuk menarik guru ke mata pelajaran dan lokasi yang sangat dibutuhkan sambil secara bersamaan mempromosikan keragaman yang lebih besar dalam profesi guru, program residensi guru menghasilkan guru tingkat magister yang memenuhi syarat untuk lisensi negara hanya dalam waktu lebih dari satu tahun (NYU Steinhardt, 2023).

Program residensi guru merupakan pendidikan profesi guru yang tidak berbasis teori di Perguruan Tinggi, tetapi pendidikan profesi guru berbasis praktik di sekolah. Pengalaman menjadi lebih penting dari pada teori. Hal ini sesuai pendapat (Guha et al., 2016) yang menyatakan bahwa model residensi memprioritaskan belajar mengajar bersama guru mentor yang berpengalaman selama satu tahun prajabatan penuh di lingkungan kelas. Hal ini mengingat pendapat berikut bahwa  program residensi juga memberikan dukungan finansial dan pendidikan yang kuat, yang memungkinkan mereka untuk menarik kandidat yang beragam untuk tetap mengajar (Fitz & Yun, 2024). Program residensi guru memberikan nilai tambah sosial dan pendidikan bagi semua yang terlibat di dalamnya, dan hal ini dilakukan bukan dengan melemahkan pendidikan guru, tetapi dengan membuatnya lebih terjangkau, lebih berdaya guna, dan lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat (Warner Rochester, 2024).

Model PPG Residensi Guru

Pengertian yang ada  membawa dampak pada perbedaan antara guru yang dipersiapkan melalui program residensi guru (TRP teachers) dan bukan program residensi guru (Non-TRP teachers) (NYU Steinhardt, 2023). Gambarannya sebagai berikut.

Tabel 1. Aktivitas  Program Guru Residensi dan Bukan Residensi

Tabel 1 menunjukkan bahwa aktivitas pembuatan rencana pembelajaran dan pengajaran bahan ajar hampir seimbang antara kedua program, akan sangat berbeda aktivitas berkaitan langsung dengan pengembangan suasana kelas dan komunikasi dengan siswa dan orang tua akan sangat mencolok perbeaan prosentasinya. Hal yang berbeda pada model lain (NCTR, 2024), seperti gambaran berikut.

Gambar 1. Model Guru Residensi

Gambar 1 menunjukkan bahwa peserta residensi guru lebih dominan praktik di sekolah dan pemberian umpan balik. Kedua model menunjukkan bahwa dominasi pengalaman klinis pembelajaran  di kelas sehingga memudahkan guru sekaligus menguasai content knowledge, pedagogical knowledge, dan   technological knowledge secara bersamaan secara riil. Model ini sesuai dengan Temuan (Zhen, 2015) menunjukkan bahwa Program Residensi Guru (TRP) menyediakan studi pengajaran berorientasi profesional yang menyediakan waktu dan kesempatan untuk belajar kumulatif baik dari pekerjaan mata kuliah tatap muka dan pengajaran praktis. Temuan ini juga diperkuat riset (Chu, 2019) bahwa meodel residensi memberikan kondisi penting dan peluang pengembangan profesional yang kaya bagi guru berpengalaman yang berfungsi sebagai mentor dan memfasilitasi pembelajaran guru prajabatan untuk mengajar. Hasil akhir dari residensi guru seperti temuan (Henning, 2018) bahwa peserta residensi menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah, merasa lebih percaya diri tentang mengajar dan lebih siap untuk mengajar, dan akan merekomendasikan program ini kepada orang lain.

Penutup

Pendidikan dan penyiapan guru selama ini dipersoalkan karena alumi yang dihasilkan kurang menguasai content knowledge dan pedagogical knowledge, tetapi agak kuat pada penguasaan   technological knowledge. Akibatnya banyak keluhan pada penguasaan menguasai content knowledge pada peserta didik dan layanan diferensiasi yang lemah. Lebih diperparah lagi program PPG masih berorientasi pemberian bekal pedagogical knowledge, dan   technological knowledge  tetapi tidak pada penguatan content knowledge  serta berorientasi teoritik di perguruan tinggi. Oleh karena itu tawaran program residensi guru menjadi penting agar ada penguatan secara bersama content knowledge, pedagogical knowledge,  dan   technological knowledge secara bersama secara klinis perbaikannya dan setara dengan program Magister.

Rujukan

Aditya, A. (2018). Kajian Dampak Residensi di Yogyakarta Terhadap Karir Seniman Studi Kasus Seniman Partisipan Residensi [ISI Yogyakarta]. In UPT Perpustakaan. http://digilib.isi.ac.id/4467/6/JURNAL.pdf

Cemeti. (2019). Program Residensi Seniman. Residensi Seniman. https://cemeti.art/program-residensi-seniman/#:~:text=Program Residensi Seniman di Cemeti,dan pertukaran pengetahuan yang terbuka.

Chu, Y. (2019). Mentor teacher professional identity development in a year-long teacher residency. Mentoring and Tutoring: Partnership in Learning, 27(3), 251–271. https://doi.org/10.1080/13611267.2019.1630991

European Union. (2014). Policy Handbook on Artists’ Residencies. European Agenda For Culture. https://ec.europa.eu/assets/eac/culture/policy/cultural-creative-industries/documents/artists-residencies_en.pdf

Fitz, J., & Yun, C. (2024). Successful Teacher Residencies: What Matters and What Works. Learning Policy Institute. https://learningpolicyinstitute.org/media/4231/download?inline&file=Successful_Teacher_Residencies_BRIEF.pdf

Guha, R., Hyler, M. E., & Darling-Hammond, L. (2016). The Teacher Residency: An Innovative Model for Preparing Teachers. Learning Policy Institute. https://learningpolicyinstitute.org/product/teacher-residency

Henning, J. E. (2018). A Sustainable Teacher Residency : Designing Paid Internships for Teacher Education. Lanham, 11(3), 1–16.

Lanredahunsi. (2013). The 2014 UNESCO Aschberg Bursaries For Artists Programme. OFA. https://www.opportunitiesforafricans.com/the-2014-unesco-aschberg-bursaries-for-artists-programme/

NCTR. (2024). Our Residency Model. National Center For Teacher Residencies. https://nctresidencies.org/our-residency-model/

NYU Steinhardt. (2023). Teacher Education Reinvented Supporting Excellence in Teacher Education. Teacher Education Steinhardt NYU. https://teachereducation.steinhardt.nyu.edu/what-is-a-teacher-residency/

Teater Garasi. (2018). Magang dan Residensi. Garasi Performance Institute. http://teatergarasi.org/?page_id=7389&lang=id

Zhen, S. (2015). Learning in a Pre-Service Teacher Residency Program [Edith Cowan University]. http://ro.ecu.edu.au/theses/1749

https://www.aerogrammestudio.com/2020/01/31/residencies-for-writers-2020/