Boyolali 19 juni 2025 - Dalam usaha menciptakan suasana sekolah maupun madrasah yang aman dan damai perlu adanya peran perguruan tinggi dalam mendampingi sekolah, dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Raden Mas Said Surakarta mengadakan kegiatan pendampingan kepada guru guru madrasah dalam rangka menciptkan madrasah yang bebas perundungan atau bullying sekaligus meningkatkan mutu Kerjasama dengan stakeholder Madrasah Trsanawiyah Negeri 3 Boyolali.
Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 19 juni 2025 ini melibatkan dosen PAI yaitu Dra. Hj. Noor Alwiyah, M.Pd., Qodim Ma’shum, M.H.I, dan Ayu Nabilah Akifah, M.Pd., M.Psi dengan tema “Mewujudkan madrasah yang aman dan damai tanpa bullying”, kegiatan ini diikuti oleh guru guru Madrasah Tsanawiyah 3 Boyolali yang bersumlah 39 orang, sebagai bentuk mitra Kerjasama dalam memberikan penyuluhan Pendidikan untuk menciptakan suasana sekolah ramah dan damai.
Dra. Hj. Noor Alwiyah selaku ketua pelaksana kegitan menyampaikan bahwa program ini sebagai respon atas banyaknya kasus kasus perundungan atau bullying yang terjadi di sekolah sehingga mengakibatkan suasana di Lembaga Pendidikan kurang kondusif, maka dari itu perlu adanya pendampingan guru guru dalam menangani kasus bullying.
“Kerjasama antara Prodi PAI UIN Raden Mas Said Surakarta sudah terjalin lama dengan adanya mahasiswa PAI yang melakukan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) di MTsN 3 Boyolali ini setiap tahunnya, jadi perlu ditingkatkan lagi dalam kegitan lain seperti ini. Jika PLP itu adalah sinergi antara mahasiswa kami dengan murid dan guru kelas, maka sinergi ini kita tingkatakan lagi yaitu antara dosen PAI dan guru” ujarnya.
Ayu Nabila Akifah, M.Pd., M.Psi selaku narasumber menyampaikan secara lengkap tentang bullying baik yang terjadi di linkungan sekolah maupun di luar sekolah yang tanpa disadari kita juga melakukannya. Beberapa contoh perundungan yang terjadi di sekolah adalah, mengejek, menggoda, meremehkan maupun mempermalukan seseorang di depan umum. Dijelaskan pula jenis jenis bullying diantaranya bullying secara fisik, verbal (lisan), sosial bahkan melalui platform media sosial atau internet. Dampak bullying tidak hanya terbatas pada luka fisik, namun juga meluas ke kesehatan mental korban, perilaku ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan korban bahkan berujung pada tindakan bunuh diri.
Para peserta mengikuti kegiatan dengan sangat antusias karena akan sangat membantu mereka dalam membimbing dan mendidik para siswa. Bahkan diantara peserta dari guru BP menginginkan Kerjasama lebih lanjut misalnya dalam hal mendatangkan narasumber dari kampus. Kegiatan ini tentu dapat memperkuat Kerjasama serta bentuk pengabdian dosen Progran Studi Pendidikan Agama Islam dengan sekolah mitra.