Oleh: Shokhibul Mighfar
Wudhu merupakan salah satu bentuk Thararah (bersuci) dalam syariat Islam. Pada umumnya, Umat Islam sering mengamalkan niat sebelum wudhu dan doa sesudah berwudhu. Adapun niat sebelum berwudhu sebagai berikut.
نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Artinya : “Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardhu karena Allah Ta’ala”
Tedapat juga doa sesudah wudhu yang sering kita amalkan, yaitu:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ وَاجْعَلْنِى مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ.
Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang yang menyucikan diri, dan jadikanlah aku sebagai hamba-hamba-Mu yang saleh.”
Namun ternyata terdapat beberapa dzikir dan doa yang menyertai dalam setiap gerakan wudhu. Ketika kita mampu menghayati arti dalam setiap dzikir dan doa dalam setiap gerakan wudhu, maka ketaatan dalam diri kita kepada Alloh SWT semakin meningkat. Dalam kitab Mazhab Syafi’i yang bernama Mabadi Al Fiqhiyyah Juz 1 yang dikarang oleh Syekh Umar Abdul Jabbar terdapat beberapa dzikir dalam setiap gerakan wudhu yaitu sebagai berikut.
اَللّٰهُمَّ احْفَظْ يَدِيْ مِنْ مَعَاصِيْكَ كُلِّهَا
Artinya: “Ya Allah, jagalah kedua tanganku dari semua perbuatan maksiat.”
اَللّٰهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَ حُسْنِ عِبَادَتِكَ
Artinya: “Ya Allah, tolonglah aku (untuk selalu) mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan beribadah yang baik untuk-Mu.”
اَللّٰهُمَّ أَرِحْنِيْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ
Artinya: “Ya Allah, (izinkan) aku mencium wewangian surga.
اَللّٰهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِيْ يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ
Artinya: “Ya Allah, putihkanlah wajahku di hari ketika wajah-wajah memutih dan menghitam.”
اَللّٰهُمَّ أَعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِيَمِينِيْ وَحَاسِبْنِيْ حِسَابًا يَسِيرًا
Artinya: “Ya Allah, berikanlah kitab amalku (kelak di akhirat) pada tangan kananku, dan hisablah aku dengan hisab yang ringan.”
اَللّٰهُمَّ لَا تُعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِشِمَالِيْ وَلَا مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِيْ
Artinya: “Ya Allah, jangan Kauberikan kitab amalku (kelak di akhirat) pada tangan kiriku, dan jangan pula diberikan dari balik punggungku.”
اَللّٰهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِيْ وَبَشَرِيْ عَلَى النَّارِ
Artinya: “Ya Allah, halangi rambut dan kulitku dari sentuhan api neraka”
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنْ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah aku orang-orang yang mampu mendengar ucapan dan mampu mengikuti apa yang terbaik dari ucapan tersebut.”
اَللّٰهُمَّ ثَبِّتْ قَدَمِيْ عَلَى الصِّرَاطِ يَوْمَ تَزِلُّ فِيْهِ الْأَقْدَامُ
Artinya: “ Ya Allah, mantapkanlah telapak kakiku saat melintasi jembatan shirathal mustaqim, kelak di hari ketika banyak telapak kaki yang tergelincir.”
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Penulis berharap setelah membaca artikel ini, Bertambahlah wawasan keislaman dalam diri kita dan mampu mengambil pembelajaran yang bermanfaat . Tak lupa, Siap untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
***
Editor: Saiddaeni