UIN SURAKARTA- Paham radikalisme menjadi isu yang cukup sering dibicarakan di Indonesia, termasuk dikalangan mahasiswa. Paham radikal dapat merugikan bagi seorang mahasiswa karena mahasiswa sebagai agen of change yang berperan aktif dalam kemajuan bangsa. Salah satu bentuk paham radikalisme yang sering muncul di kalangan mahasiswa adalah radikalisme agama.
Paham ini merupakan paham yang ekstrim dan dapat meningkatkan potensi konflik, mengancam keamanan dan stabilitas perguruan tinggi, meningkatkan potensi terorisme dan meningkatkan potensi kriminalitas. Ketika hal-hal seperti ini terjadi di lingkungan perguruan tinggi, maka kegiatan belajar bisa menjadi tidak kondusif dan membuat beberapa mahasiswa merasa tidak nyaman atau terancam. Untuk menciptakan atmosfir belajar yang positif dan mendukung, penting bagi para pendidik untuk memperhatikan kebutuhan siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Selain itu mahasiswa sebagai agen of change diharapkan dapat berperan aktif dalam menanggulangi paham radikal. Pencegahan paham radikal dapat dilakukan dengan cara mengadakan kegiatan yang dapat membangun karakter mahasiswa yang toleran karena paham radikalisme seringkali muncul pada mahasiswa yang memiliki karakter yang tidak sehat dan memiliki persepsi yang sempit. Kontribusi mahasiswa dalam rangka mencegah berkembangnya paham radikal dapat dilakukan dengan cara seperti:
- Mengikuti Seminar Moderasi: Kegiatan seminar dan diskusi dilakukan untuk membahas isu-isu keagamaan dan ideologi yang rentan menjadi sumber paham radikal. Dengan mengikuti kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya toleransi dan menghargai terhadap pandangan yang berbeda sehingga dapat mencegah konflik yang dapat memicu perpecahan dan ketidakharmonisan antar mahasiswa.
- Melakukan Studi Lapangan: Studi lapangan yang dimaksud yaitu dengan mengunjungi tempat-tempat yang kental akan keberagaman budaya maupun agama. Dengan cara terjun langsung ke lokasi maka mahasiswa dapat melihat langsung mengenai keharmonisan antara orang-orang yang memiliki latar yang berbeda namun tetap dapat hidup berdampingan dengan damai, harmonis dan toleran.
- Bergabung dengan Komunitas Kebhinekaan: Komunitas ini menjadi suatu wadah dalam menyadarkan mahasiswa bahwa mereka adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri seorang mahasiswa itu sendiri. Rasa solidaritas dan kepedulian sosial dapat tumbuh melalui komunitas ini sehingga dapat mencapai kerukunan dan meningkatkan pemahaman kebhinekaan dan toleransi antar kelompok.
- Melakukan Peningkatan Literasi: Dengan meningkatkan literasi dapat memperkokoh pemahaman tentang keberagaman dan memperbaiki persepsi yang keliru. Literasi sangat berperan dalam membentuk kesadaran seseorang. Melalui literasi juga dapat membuat seseorang mengetahui tentang hak-hak asasi manusia sehingga dapat memperjuangkan hak-hak setiap individu dengan cara yang benar tanpa membedakan dari kelompok mana mereka berasal. Literasi dapat membantu seseorang untuk berpikir kritis dalam memahami keberagaman budaya, agama dan persepsi orang lain. Sehingga dengan memahami keberagaman ini, seseorang akan lebih mampu menerima perbedaan dan menghargai keunikan yang dimiliki oleh setiap orang.
- Mengikuti dialog antaragama: Dialog antaragama memiliki manfaat yang dapat memperkuat kerukunan antarumat beragama. Melalui diskusi di kegiatan ini dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang kepercayaan, praktik, dan nilai-nilai agama yang berbeda. Hal ini dapat menghilangkan prasangka yang kemungkinan ada dalam diri seseorang. Hubungan antarumat yang berbeda agama pun juga harus kuat dan komunikasinya harus sehat karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan yang dibutuhkan negara dalam mencapai persatuan dan kesejahteraan.
- Berpartisipasi dalam Kegiatan Sosial Bersama: Kegiatan ini menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk menunjukkan rasa empati terhadap sesama. Rasa empati inilah yang kelak nantinya akan memberikan citra yang baik dalam membangun hubungan sosial. Kegiatan sosial juga dapat memberikan manfaat bagi kesehatan mental seorang mahasiswa yang rentan mengalami tekanan psikologis. Manfaat yang akan muncul dalam kegiatan sosial yaitu dapat mengurangi tingkat stres, kecemasan, dan depresi karena dalam kegiatan ini individu merasakan situasi dimana akan lebih terhubung dengan orang lain dan tidak akan merasa sendiri karena telah didukung oleh komunitasnya. Jika kegiatan sosial rutin dilaksanakan maka dapat membantu membangun komunitas yang sehat dan bermartabat.
Tidak hanya itu, ditengah perkembangan digital mahasiswa juga sangat mudah dalam menggunakan teknologi dan media sosial sehingga melalui media itu dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi yang benar dan membantu mengatasi hoax dan propaganda radikal yang tersebar luas di internet. Sebagai generasi muda yang berintelektual maka mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.
Mahasiswa harus menyadari bahwa paham radikalisme agama merupakan ancaman yang serius sehingga harus dihilangkan karena bertentangan dengan nilai-nilai agama yang sebenarnya. Dengan demikian, kontribusi yang positif yang berpegang pada moral dan etika sangat diharapkan terutama dari kalangan mahasiswa.
Oleh karena itu, saya mengajak seluruh mahasiswa untuk berperan aktif dalam menanggulangi paham radikal dengan cara ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan perguruan tinggi seperti seminar moderasi, dialog antar agama, workshop, kegiatan keagamaan, bakti sosial dll. Selain itu, kita juga dapat membuat forum diskusi mahasiswa yang bertujuan untuk membahas dan mengatasi permasalahan radikalisme. Mari kita menjaga lingkungan perguruan tinggi dan negara agar tetap harmonis, toleran, damai, beradab dan bermartabat.
***
Penulis: Hani Nafiatul Ilma
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah, UIN Raden Mas Said Surakarta, Pengurus HMPS PAI Kabinet Banatara UIN Raden Mas Said Surakarta.
Editor : Saiddaeni