Oleh : Dr. Muhammad Munadi, M.Pd.
Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah, UIN Raden Mas Said Surakarta
Menghadiri wisuda perdana penghafal Al Qur’an pada hari Sabtu 12 Agustus 2023, memori semakin terbuka 11 tahun silam. Saat itu tahun 2012, seorang kenalan yang bekerja di Kementerian Keuangan menawarkan rumahnya yang baru selesai dibangun untuk ditempati “sementara” untuk kegiatan ke-“Islam-an” kepada salah satu Istri penggerak Pusat Studi Kebijakan Pendidikan (PSKP). Tanpa pikir panjang tawaran itu diterima, “siap”. Tawaran ini disampaikan kepada Pengelola Pusat Studi Kebijakan Pendidikan yang saat itu sedang mengelola program pemberdayaan untuk Guru MI Kecamatan Kartasura, Baki, serta Gatak yang dibiayai dari Yayasan TIFA Jakarta. “masak kita hanya mikir proyek dunia, mestinya ada anggaran yang dialokasikan untuk akhirat”, akhirnya tercetuslah merintis pesantren Tahfidz. Penggerak PSKP tersebut terdiri atas: Dr. Muhammad Munadi, Dr. Khuriyah, Dra. Noor Alwiyah, M.Pd., Dr. Retno Wahyuningsih, dan Dr. Subar Junanto. Hal ini dikarenakan ada beberapa mahasiswa IAIN Surakarta yang sudah hafal 30 Juz dan ada beberapa yang berminat untuk menghafal Al Qur’an kurang dikelola dengan baik. Ceritanya kemudian berubah bahwa pemilik rumah ternyata akan menempati sendiri rumah yang selesai dibangun karena pindah tugas di Surakarta. Keadaan ini tidak menyurutkan PSKP merintis Pesantren. Pesantren tetap dimulai dengan cara mencari rumah kontrakan. Dapatlah rumah kontrakan di Perumahan Griya Kencana Asri Blok F dengan Tipe Rumah 36. Akhirnya dikontraklah rumah itu untuk rintisan pesantren. Beli Kasur, dan Almari diambilkan dari Anggaran yang dimiliki PSKP. Masa awal ada 2 Musyrifah, yaitu: Diena Linni’mah (IAT) dan ‘Isybadiah (PAI) dengan santri putri diantaranya Nurul Waridatil Zulfa, Devi Ayu Arinikha, Ekawati Nur Handayani, Fatimah Nurul Ihsani, Nya Fatmawati, Siti Alfiyah, Aandita Futihatush Shaolihah, Mei Munasyifah, dan Anisa Rahma.
Tahun 2014 karena PSKP tidak selamanya dapat dana hibah, maka dicoba rintisan pesantren dianggarkan melalui Fakultas Tarbiyah dan Bahasa (FTB). Seiring dengan itu jumlah peminat tahfidz yang semakin banyak maka diperlukan penambahan jumlah tempat untuk menampungnya, maka disewakan rumah selain yang berlokasi di Griya Kencana Asri ditambah di Rumah Bapak Idrus Rusmana yang beralamat Kampung Alun-Alun Kidul Rt 4 Rw II Pucangan Kartasura. Walaupun berdiri pada tahun 2013, tetapi acara peresmiannya berlangsung di tahun 2014 (Diktis, 25 April 2014) (NU Online, 20 April 2014)(Diktis, 25 April 2014). DUa Musyrifah mengendalikan jalannya setoran hafalan, yaitu Ima (IAT), Ilham Senjari dan Fajar Maghfiroh (PAI), ada penambahan santriwati yaitu Devi Mei A, Dwi Maryati, Fatkhurrohmah, Ika Rohmah Hidayati, Nuning Pratiwi, Sholikhah, Sholikhah Romadloni, Adillah Hasna, Putri Sayekti, dan Dyah. Ketika dua Musyrifah Dina Linni’mah (IAT) dan ‘Isybadiah (PAI) lulus kemudian diganti Kunti Mutmainah (IAT) bersama Ilham Senjari (PAI). Posisi Pondok ada Pak Idrus Rusmana dan Griya Kencana Asri. Ketika Kunti Mutmainah (Ima) menikah diganti Nurul Khasanah (PBA) bersama Ilham Senjari (PAI). Ilham Senjari lulus diganti Putri Masyfufah (IAT). Hampir 4 tahun ditempatkan di Pak Idrus Rusmana.
Pada Tahun 2015, minat yang sedikit mahasiswa putra yang menghafal Al Qur’an, maka dicoba menginisiasi Pesantren Tahfidz Sifaul Qur’an untuk mahasiswa putra yang disewakan di Kampung Sayuran Kartasura atau tepat di seberang Lokasi MTs Negeri Filial Bekonang. Pesantren ini hanya berjalan satu tahun. Jumlah santri putra 8 orang dengan Musyrif 1 orang dari mahasiswa IAT, yaitu Abdurrauf. Ini hanya berlangsung 2 tahun ketika tidak ada peminat.
Tahun 2015 juga ada perbincangan (lebih tepatnya “ngobrol) di ruang Prodi PAI antara Muhammad Munadi (saat itu menjabat sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan FTB) dengan Bapak Drs. HM. Hasyim, MBA (Mantan Pembantu Ketua Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan STAIN Surakarta). “Dik, aku nduwe lemah tapi ora ngerti posisi neng ngendi, pinginku didekke masjid apa musholla”, Kata Pak HM. Hasyim. “Ngapunten menawi mbangun radi kaweratan, asebab kedah wonten Jama’ahipun to Pak Hasyim?” Ngeten kemawon, menawi dipun dhamel pondok pesantren Tahfidz ingkeng sakmeniko tasih nyewa pripun?”, Kata Muhammad Munadi menanggapi. Ditanggapi Pak HM. Hasyim, “wah yo sarujuk, tapi yo kuwi aku yo lali lokasi pase”. Injih mangkih dicari sareng-sareng, Pak Hasyim”, kata Muhammad Munadi. Begitu kurang lebih perbincangannya. Akhirnya dikomunikasikan dengan Pimpinan Fakultas saat itu dan beberapa kaprodi (PAI, PBA) dan beberapa dosen FTB. Maka bergeraklah tim untuk follow up diantara proses validasi lokasi riil, validasi ke BPN, serta Balik Nama menjadi wakaf ke Yayasan. Dalam kurun menunggu pembangunan Pondok secara permanen dan kebetulan rumah yang ditempati untuk tahfidz milik Pak Idrus Rusmana habis masa sewa, maka di akhir tahun 2017 santri ditempatkan di rumah Tahfidz milik Pak Muhammad Munadi Alun-Aliun Kidul. Tahun tersebut ada 2 tempat, disamping di Alun-Alun kidul juga ada di perumahan Griya Kencana Asri.
13 Agustus 2019, Setelah dinanti sejak beberapa tahun lamanya, akhirnya Pondok Mahasiswa Syifa’ul Qur’an Fakultas llmu Tarbiyah dan Fakultas Adab dan Bahasa IAIN Surakarta telah resmi diluncurkan pada hari Selasa, (13/8). Pondok yang pembangunannya dimulai sejak bulan November 2016 ini menempati lahan seluas 200 m2 di Dukuh Gebyok, Desa Ngemplak, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Sampai saat ini, perkembangan santri berasal dari beragam program studi dan berasal dari berbagai daerah Indonesia Barat, Tengah dan Timur. Ada yang berasal dari Sumatera bahkan NTT dan Papua. Mereka diprogram dengan target diantaranya: Bisa menghafal ayat suci Al – Qur’an dengan baik dan benar, mampu menghafal Hadits Arbain Nawawi ( biasanya dilakukan ketika sedang berhalangan), lulus sarjana memiliki ketrampilan menulis Bahasa Indonesia, Inggris, Arab yang sesuai background pendidikannya, bisa membaca kitab turats, minimal rutin dzikir Al Ma’tsurot atau Wirdul Lathif, serta memiliki wawasan keilmuan bidang studi dan luar bidang studi. Untuk Kegiatan inti rutin yang dilakukan: Pagi hari, menghafal al qur’an dengan ziyadah (menambah hafalan), Sore hari, muroja’ah hafalan, serta kajian kitab dan lainnya setiap rabu malam.