Oleh: Ulyatunnisa Endah Nurani
Kala itu ketika malam hari setelah bekerja, saya mengelilingi kota solo untuk sedikit menghilangkan rasa penat dan lelah yang sedang saya rasakan. Mungkin waktu itu sekitar pukul 23.30 wib. Ketika mengelilingi kota solo, saya melewati daerah sekitar mangkunegaran dan melihat seorang bapak yang sudah berumur atau mungkin sudah bisa disebut sebagai kakek, berhenti di pinggir jalan dengan sepeda tuanya dan dagangan yang masih banyak. Hal tersebut sangat mengusik hati saya untuk mendekat.
Lalu saya memberhentikan sepeda motor yang saya kendarai dan mendekat kepada kakek tersebut. Kami berbincang sebentar. Beliau bernama pak sahli, berumur 72 tahun. Sudah lama berjualan rambak di daerah tersebut. Harga per plastiknya 3.000. Pada jam 14.00 - 16.00, beliau berjualan di jalan slamet riyadi tepatnya di depan gramedia. Lalu beliau pulang untuk istirahat, sholat, dan lainnya. Pukul 21.00 - 01.00, beliau melanjutkan berjualan di kidul mangkunegaran, tepatnya di pinggir jalan sekitar depan mta dan smpn 10 surakarta.
Setelah selesai berbincang, saya membeli rambak yang beliau jual. Ketika diberikan uang lebih untuk beliau, pak sahli tetap kekeh memberikan kembalian. Lalu ketika kembaliannya ditolak, beliau memberikan solusi agar mengambil beberapa rambak lagi sehingga bisa dibagikan ke temen temen dan lebih barokah. Betapa indahnya hal tersebut. Tutur kata pak sahli pun sangat santun dan beberapa kali menyelipkan nasehat serta ayat al-quran ketika berbicara. Bahkan ketika saya berpamitan, beliau mendoakan saya sangat banyak dengan sangat tulus. Terlihat dari sorotan mata dan senyum yang beliau berikan.
Dari pak sahli, kita khususnya saya dapat belajar bahwa tidak boleh menyerah dan harus semangat dalam hal apapun terutama mencari rezeki. Di usia yang sudah tidak lagi muda, beliau tetap semangat mencari rezeki yang halal dengan berjualan rambak di tengah dinginnya kota solo pada malam hari. Beliau juga tidak memilih cara instan seperti meminta minta dan tetap berusaha semaksimal mungkin. Melihat pak sahli, seakan menampar saya dan membuat saya malu serta lebih bersyukur. Yang sudah berumur saja tidak gampang mengeluh, lalu apakah pantas jika kita yang muda dan punya fisik lebih kuat mengeluh serta menyerah? Rasanya kurang pantas. Jadi, apapun itu jangan menyerah dan tetaplah semangat mengejar tujuan serta menjalani kehidupan ini.
source image :
https://instagram.com/thoric.idn
***
Editor: Saiddaeni