By: Eva Diyanticha
Instagram: @yanzlam_
Email:diyancahsukodono@gmail.com
Pada akhir-akhir ini terkadang setiap manusia pernah merasa jenuh atau kehilangan motivasi dalam menjalani hidup, atau bahkan pada titik ekstrim merasa tidak memiliki lagi motivasi dalam hidup. Fase ini dikenal juga dengan “krisis eksistensi diri”, masa-masa dimana kita seperti kehilangan arah, terombang-ambing, dan terisolasi di antara kehidupan yang terus bergerak maju. Pada keadaan seperti ini jangankan menentukan arah masa depan, menemukan alasan pasti untuk melakukan hal-hal yang biasanya saja rasanya mustahil. Lepaskan diri dari gangguan hidup tersebut, menemukan Ikigai mungkin dapat menjadi jawaban dari segala bentuk keputusasaanmu, Teman.
Ikigai adalah istilah Jepang untuk menjelaskan kesenangan dan makna kehidupan. Kata itu secara harfiah meliputi “iki” (untuk hidup) dan “gai” (alasan).
Ken Mogi dalam bukunya yang berjudul The Book Of Ikigai menjelaskan bahwa terdapat lima pilar dalam Ikigai, yaitu: Pilar 1: Awali dengan Hal yang Kecil, Pilar 2: Bebaskan Dirimu, Pilar 3 : Keselarasan dan Kesinambungan, Pilar 4: Kegembiraan dari Hal-Hal Kecil dan Pilar 5 : Hadir di Tempat dan Waktu Sekarang.
Lewat artikel ini saya akan sedikit menjelaskan mengenai konsep Ikigai dari pilar yang pertama dan kedua.
Dalam bahasa Jepang, Ikigai digunakan dalam berbagai konteks, dan dapat diterapkan pada hal-hal kecil di keseharian. Yang terpenting, Ikigai itu pasti, meski kita tidak sukses dalam kehidupan profesional kita. Dalam artian, ia adalah konsep yang sangat demokratis, disisipkan dalam perayaan akan keberagaman hidup. Memang benar bahwa memiliki Ikigai bisa menghasilkan kesuksesan, tetapi kesuksesan itu bukanlah prasyarat untuk memiliki Ikigai. Ia terbuka bagi siapapun.
Sembari berjalan di kehidupan, cobalah bertanya mengenai “Apa hal-hal kecil yang membuat anda merasa senang?”, dalam hal ini kita bisa menemukan dan menanam Ikigai dalam diri kita sendiri, menumbuhkannya secara rahasia dan perlahan-lahan, hingga suatu hari ia akan menghasilkan sesuatu yang original yang berasal dari diri kita.
Konsep Ikigai di Jepang juga diekspresikan dalam alasan bangun pagi. Banyak orang yang tak sanggup bangun di pagi hari beralasan karena dingin, lebih nyaman dibalik selimut, dan sampai tak sanggup menyeret tubuh untuk turun dari ranjang. Ikigai memberikan kita motivasi bahwa untuk menjalani hidup dan memberikan gairah hidup yang membuat kita bersemangat menyambut kedatangan setiap hari baru perlu adanya sebuah motivasi dari dalam diri. Dan tentunya disertakan dengan niat yang baik dipagi hari. Ikigai berasal dari hal-hal kecil yang membuat kita senang, seperti hal nya orang-orang yang mengawali harinya dengan hal kecil, seperti merapikan tempat tidur, menyiapkan sarapan, dan menyeduh teh atau kopi di pagi hari. Wujudkan hal-hal kecil yang membuat kita merasa senang di pagi hari, sehingga dapat memunculkan Ikigai dalam diri kita, yang menjadikan motivasi untuk bangun pagi dan mengawali aktivitas kita di hari ini.
Dalam kehidupan, kita terkadang salah menempatkan prioritas dan arti penting suatu hal. Sering kali, kita melakukan sesuatu demi imbalan. Kalau imbalannya tidak kunjung datang, kita kecewa, dan kehilangan minat dan semangat dalam mengejar sesuatu. Itu jelas pendekatan yang salah. Secara umum, akan ada jeda antara perbuatan dan imbalan. Bahkan, kalaupun kita menyelesaikan pekerjaan yang baik, imbalan tidak selalu langsung diterima, penerimaan dan pengakuan terjadi dengan cara yang tak tentu, tergantung pada banyak parameter yang tak dapat kita kendalikan. Jika kita dapat menjadikan proses mengerahkan upaya itu sebagai sumber utama kebahagiaan, itu berarti kita telah berhasil dalam tantangan terpenting dalam hidup.
“Jadi buatlah musik, meski tak ada seorang pun yang mendengar. Lukislah sebuah gambar, meski tak ada seorang pun yang melihat. Tulislah sebuah cerita singkat yang tak akan dibaca orang. Kesenangan batin dan kepuasan akan lebih dari cukup untuk menyemangati terus hidup kita.”
Kalau kita telah berhasil melakukannya, itu berarti telah menjadikan diri kita master menghadirkan diri di tempat dan waktu sekarang. Diantara kita banyak manusia yang terjebak didalam sebuah situasi yang mengharuskan mereka bekerja dalam kurun waktu yang sangat melelahkan. Hal ini menyebabkan sebuah kekhawatiran jika sebuah keinginan tidak akan pernah dicapai jika kita tidak bekerja dengan sangat keras. Bahkan terkadang pekerjaan menjadikan kita lupa siapa diri kita yang sebenarnya dan menguasai setiap ego di dalam diri kita. Ikigai memberikan kita sebuah konsep mengalir dari sebuah ritme kehidupan.
Secara alamiah, sebagai sebuah makhluk biologis, kita akan mengkhawatirkan kesejahteraan diri sendiri dan kepuasan dari keinginan-keinginan kita. Hal itu wajar. Akan tetapi, untuk mencapai sebuah kondisi mengalir atau dalam Ikigai biasa disebut dengan flow, kita harus melepaskan ego. Toh, bukan ego yang penting. Akumulasi suasana yang tak terbatas dari elemen-elemen yang terlibat dalam sebuah pekerjaanlah yang penting. Kita bukanlah tuannya, pekerjaanlah tuannya, dan dalam kondisi mengalir ini, kita dapat mengidentifikasi diri sendiri dengan pekerjaan dengan cara yang menggembirakan dan saling menguntungkan.
Hal ini akan membentuk sebuah ritme kehidupan yang mengalir sesuai dengan keinginan tanpa mengurangi kebebasan dalam diri kita. Kebebasan dalam diri terkadang tidak dimiliki oleh semua orang. Bahkan ada juga yang tidak menemukan kebebasan diri di dalam kehidupan. Ikigai berasal dari hal-hal kecil yang menyenangkan dan perlu adanya sebuah kebebasan dalam diri kita untuk menemukan sebuah kebahagiaan. Ikigai juga tidak berasal dari aturan Tuhan. Ia berasal dari resonansi spektrum hal-hal kecil yang kaya, yang tidak satu pun melayani sebuah tujuan hebat dalam kehidupan.
Pesan terakhir di akhir artikel ini, semoga setiap kata yang saya tulis mengenai Ikigai yang kamu perhatikan selagi membaca artikel ini, diharapkan, akan menginspirasi dan memotivasi untuk mencoba hal-hal baru dalam hidupmu, dan mengubah beberapa hal selangkah demi selangkah. Tidak perlu bersuara riuh dan keras untuk mengiringi awal baru dalam hidup kita. Perubahan kesadaran akan merayap perlahan pada diri kita dan alih-alih menyergap dengan kencang seperti bom waktu yang meledak pada waktunya. Terkadang di dalam kehidupan kita membutuhkan evolusi, bukan revolusi. Karena Ikigai hanya mengukuhkan prinsip yang telah kita miliki, perubahan itu akan berlangsung perlahan dan kecil-kecilan, seperti kehidupan itu sendiri.
Sekian Terimakasih :)
***
Editor: Saiddaeni