Oleh : Shintiya Fatmasari
Saat ini kita sedang berada pada era society 5.0 dimana segala sesuatu membutuhkan teknologi yang serba canggih namun juga tidak melupakan peran manusia itu sendiri. Mengenai hal tersebut semua orang sedang berlomba-lomba untuk melakukan segala sesuatu dengan instan tanpa memikirkan dampaknya. Salah satu hal yang perlu disoroti sekarang ini mengenai penggunaan media sosial yang semakin hari semakin jauh dari kata baik. Dimana kebanyakan anak-anak muda sekarang menggunakannya untuk hal-hal negatif, seperti contohnya saja untuk menghujat, menyudutkan salah satu pihak, menyebarkan berita hoax dan itupun tidak terlepas dari kata-kata kotor. Mereka mengira melakukan hal tersebut untuk kesenangan semata tetapi mereka tidak memikirkan dampak apa yang akan terjadi kedepannya. Padahal dengan hal tersebut dapat menyebabkan retaknya hubungan persaudaraan, selain itu tidak baik untuk kesehatan mental, karena dengan hal tersebut bisa menyebabkan seseorang mengalami trauma yang mungkin akan berakibat untuk kehidupannya kedepan.
Berangkat dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa sekarang ini kita semakin jauh dari moral, dapat dikataan juga bahwasannya saat ini kita tengah menghadapi dekradensi moral. Apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapi hal tersebut ? tentu, untuk saat ini pendidikan moral sangat dibutuhkan apalagi peran orang tua dalam mengasuh anak-anaknya harus lebih optimal lagi. Namun disini untuk solusinya penulis lebih mengarah kepada mata pelajaran pendidikan agama islam yang diajarkan di sekolahan. Dimana salah satu tujuan pendidikan agama islam sendiri adalah menumbuhkan sikap yang berakhlakul karimah (sikap yang baik) bagi setiap siswanya.
Dalam proses pembelajarannya antara pembiasaan dan keteladanan sangat berkaitan erat sehingga tidak dapat terpisah satu dengan yang lain. Dengan belajar pendidikan agama islam diharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam mengenai toleransi, keadilan, dan kasih sayang antar sesama. Disini belajar mengenai toleransi sangat penting dimana berdasarkan fakta yang beredar di media sosial sekarang adalah kebanyakan orang saling menghina kepercayaan orang lain dan menganggap agamanya lebih baik, mereka seakan-akan berlomba-lomba memenuhi kolom komentar dengan hujatan yang tidak ada habisnya, padahal jika setiap orang dapat membuka mata hatinya untuk dapat bersikap bijak pasti akan terjalin kehidupan yang tentram dan damai, dalam islam juga sudah diajarkan untuk saling menghormati dan mengasihi. Selain itu dengan memahami prinsip-prinsip Islam diharapkan dalam menyikapi suatu permasalahan mereka tidak semena-mena tetapi dapat menyikapinya dengan bijaksana dengan dapat mengambil keputusan yang bermoral walaupun dalam keadaan mendesak sekalipun. Seperti ketika terdapat berita baru yang sedang beredar di media sosial lebih baiknya mereka menyelidiki dulu apakah berita tersebut benar adanya atau hanya hoax, bukan malah ikut berkomen yang tidak jelas apalagi sampai menjelek-jelekkan salah satu pihak. Dalam islam hal ini sangat dilarang keras karena hal tersebut dapat menimbulkan retaknya tali persaudaraan..
Secara garis besar, pendidikan agama Islam dapat menjadi pilar utama dalam pembentukan moral untuk mencetak individu yang aktif dalam ranah positif di masyarakat dengan mengedepankan kepentingan bersama dan dapat bertanggung jawab terhadap sebuah amanah. Jadi, peran pendidikan agama Islam dalam pembentukan moral sangat berpengaruh sehingga dapat menjadi penyumbang yang positif dalam menumbuhkan masyarakat yang positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasannya pendidikan agama Islam dapat menjadi landasan bagi pembentukan moral sehingga seseorang dapat mengendalikan dirinya agar tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain serta dapat membuat seseorang lebih berakhlak dan beretika dalam menjalani kehidupan.
***
Editor: Saiddaeni