Oleh: Lyna Nur Khayaty
Kemajuan suatu bangsa tidak hanya diperoleh melalui sumber daya alam yang melimpah melainkan juga kualitas sumber daya manusianya. Orang-orang bahkan mengatakan bahwa sifat bangsa (manusia) menentukan kualitasnya. Memahami karakter sangat penting untuk memahami konteks di mana karakter itu dilahirkan dan nilai-nilainya. merujuk pada pendapat dari berbagai tokoh, pemimpin, dan pakar pendidikan di seluruh dunia yang setuju bahwa pembentukan karakter adalah tujuan pendidikan. Dalam UU No 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu,
“Tujuan pendidikan nasional di Indonesia ialah: Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Tujuan itu menunjukkan bahwa praktek pendidikan tidak hanya berfokus pada kognitif. Sebaliknya, itu mengintegrasikan tiga dimensi pendidikan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain itu, itu berbasis karakter pendidikan, yang didefinisikan dengan berbagai indikator yang disebutkan dalam rumusan tujuan pendidikan di atas. Pendidikan yang hanya berfokus pada kognitif tidak akan mampu menghasilkan generasi bangsa yang memiliki sifat. Saat ini, proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah sering mengabaikan elemen pendidikan. Ini adalah masalah yang dihadapi para pendidik saat ini. Dalam lembaga pendidikan seorang pendidik harus menjadi garda terdepan dalam menerapkan proses pendidikan yang secara keseluruhan dan mendalam. Proses ini harus memadukan ketiga bidang pendidikan dan berfokus pada membangun karakter anak bangsa yang kaffah (manusia utuh). Pendidikan jenis ini adalah inti dari gagasan tentang pendidikan karakter. (Saifurrohman, 2014)
Beberapa upaya yang dapat dilakukan seorang pendidik dalam membentuk karakter siswa di setiap lembaga pendidikan yaitu (1) harus terlibat dalam proses pembelajaran, yaitu berinteraksi dengan siswa dan memberikan contoh kepada siswanya dalam berbicara dan berperilaku. (2) harus memiliki kemampuan untuk mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar melalui penggunaan berbagai pendekatan pembelajaran, (3) harus memiliki kemampuan untuk mengubah supaya guru dapat membuat hubungan yang saling menghormati dan bersahabat dengan siswanya berdasarkan kepribadian, kemampuan, dan keinginan mereka, (4) harus memiliki kemampuan untuk membantu dan mengembangkan emosi dan kepekaan sosial siswa sehingga mereka dapat belajar tentang soft skills dan menghargai karya orang lain. (Inanna, 2018)
Jadi, faktor manusia, atau kualitas sumber daya manusia, adalah kunci untuk menjadi bangsa yang maju dan bermartabat di tengah perkembangan perekonomian global yang sangat pesat. Oleh karena itu, untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi, termasuk dekadensi moral di kalangan siswa, diperlukan penguatan kualitas sumber daya manusia yang kuat melalui pendidikan karakter. Ini dapat dicapai melalui berbagai jenis pendidikan (formal, non-formal, dan formal) dan berbagai jenjang pendidikan (sekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi)
Referensi
Inanna. ( 2018). Peran Pendidikan Dalam Membangun Karakter Bangsa Yang Bermoral. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 1, No.1, Hlm. 32.
Saifurrohman. (2014). Pendidikan Berbasis Karakter. Jurnal Tarbawl , Vol. II. No. 2, Hlm. 48.
***
Editor: Saiddaeni