10 May 2023

Pengaruh KDRT Terhadap Kesehatan Mental Anak

Kekerasan dalam rumah tangga atau yang biasa disebut sebagai KDRT merupakan suatu fenomena kekerasan yang sering terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Baik kekerasan yang dilakukan suami kepada istri, ayah kepada anak, maupun ibu kepada anak. Kekerasan secara verbal maupun secara fisik. KDRT ini menjadi salah satu kasus yang paling banyak mendapat pengaduan kepada Kementerian PPPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) dan tentunya banyak pengaruh atau dampak dari kasus kekerasan dalam rumah tangga terutama terhadap anak-anak.

Ada dua faktor yang menjadi penyebab kekerasan dalam rumah tangga, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri pelaku kekerasan. Seseorang yang sifat asalnya tidaklah agresif dan normal, bisa saja menjadi pelaku kekerasan apabila dihadapkan sebuah situasi di bawah tekanan seperti kesulitan ekonomi atau adanya perselingkuhan. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang tersebut yang memiliki sifat mudah terprovokasi walaupun menghadapi masalah kecil, yang akhirnya melakukan kekerasan seperti memukul.

Kedua faktor di atas tidak hanya dapat memberikan dampak negatif terhadap pelaku dan korban secara langsung. Tetapi juga berpengaruh kepada anak yang menjadi korban tidak langsung kekerasan tersebut seperti ketika anak melihat pertengkaran orang tuanya. Tidak hanya membentak atau berbicara dengan nada keras tapi juga ketika terjadi kekerasan fisik. Anak-anak yang melihat adanya kekerasan dalam rumah tangga biasanya akan mengalami trauma psikis yang pada akhirnya anak tersebut takut kepada suara yang keras atau besar kemungkinan akan melakukan hal yang sama di masa depan.

Pengalaman menyaksikan dan mengalami KDRT adalah suatu peristiwa yang mungkin akan selalu diingat oleh anak. Keluarga yang seharusnya memberikan rasa nyaman dan aman justru memberikan kekerasan yang menciptakan rasa marah dan takut. Ayah yang membentak ibu, ibu yang memukul anak, atau keluarga yang tidak memperhatikan anaknya akan menimbulkan dampak yang berkepanjangan. Masalah inilah yang akan mempengaruhi kesehatan mental anak hingga dewasa bahkan akan berdampak pada kehidupan sehari-hari anak tersebut.

Kesehatan mental adalah masalah kesehatan yang menyerang jiwa atau mental seseorang. Kesehatan mental berkaitan erat dengan jiwa dan fisik manusia dan keduanya saling berhubungan.  Jika mental seseorang sehat, maka kehidupan seseorang akan berjalan dengan optimal begitu pula sebaliknya. Terganggunya kesehatan mental itu dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah keluarga. Adanya perpecahan antara anggota keluarga, seperti KDRT bisa mengganggu kesehatan mental seseorang dan mengakibatkan trauma akan hal itu.

Sebagai contoh ketika anak menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga, baik itu membentak, memukul, ataupun kekerasan lainnya. Perbuatan tersebut membuat anak akan menjadi pribadi yang tertutup, tidak mudah percaya kepada orang lain, merasa tidak percaya diri, membentuk pribadi yang lemah dan penakut ataupun selalu menyalahkan diri sendiri. Gangguan ini yang disebut sebagai gangguan stress pasca-trauma. Jika dibiarkan terus berlanjut akan menimbulkan dampak yang lebih serius yaitu depresi berat atau anxiety (gangguan kecemasan) akibat dari ingatan atau mimpi akan kekerasan tersebut. Hal tersebut nantinya juga akan memengaruhi kehidupan sehari-harinya seperti gangguan daya ingat dan konsentrasi, gangguan tidur, penghindaran dari aktivitas yang akan mengingatkan tentang trauma masa lalu, mengurung diri di kamar ataupun ke hal yang lebih ekstrim lagi yaitu menyakiti diri sendiri.

Kekerasan dalam rumah tangga akan membuat anak takut untuk memulai sebuah hubungan, karena akan menganggap semua orang itu sama seperti kehidupan orang tuanya. Anak juga memiliki rasa takut akan kegagalan dan tidak mau keluar dari zona aman dan zona nyamannya. Selain itu, anak memiliki kesulitan dalam berinteraksi dengan orang baru serta menjadi anak yang emosional. Selain itu, terdapat dampak lain yang akan membentuk siklus kekerasan ini menjadi suatu hal yang berkepanjangan, seperti anak yang sering melihat kekerasan terkadang akan berpikir bahwa segala penyelesaian masalah akan lebih mudah jika dilakukan dengan kekerasan, sikap anak yang mentoleransi jika adanya kekerasan di sekitarnya dan anak bersifat agresif.

Hal seperti diatas nantinya akan menjadi pengaruh di masa depan ketika anak memulai hubungan pertemanan ataupun rumah tangga yang memungkinkan untuk melakukan kekerasan seperti di masa lalunya dikarenakan terbiasa melihat kekerasan di lingkungan keluarganya. Hal inilah yang akan menjadi rantai berkepanjangan dari kekerasan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, diperlukannya sebuah penanganan khusus bagi korban KDRT terutama kepada anak-anak. Selain itu, untuk dapat menyikapi KDRT diperlukan kemampuan dan keterampilan bagi setiap anggota keluarga untuk mengatasi KDRT agar tidak menimbulkan korban. Serta menjaga hubungan baik anggota keluarga dan menghindar faktor penyebab kekerasan supaya mengurangi tingkat terjadinya KDRT. Peran orang tua untuk bisa menjaga emosi di lingkungan keluarga terkhusus di depan anak-anak sangat berpengaruh sekali pada kesehatan mental. Apabila anak sudah mengalami dampak dari KDRT, maka berilah pengobatan dan dukungan kepada anak agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

***

Penulis : Amy Mustauda

Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam UIN Raden Mas Said Surakarta

 

Editor : Achfan Aziz Z

Pengaruh KDRT Terhadap Kesehatan Mental Anak