07 December 2023

Peristiwa Geger Pecinan Penyebab Perpindahan Keraton Kartasura Ke Surakarta

Oleh: Ilham Fakhri_ 213111125

Kota Solo sebenarnya mempunyai banyak Sejarah, akan tetapi banyak sekali yang belum kita ketahui. Salah satunya adalah peristiwa Geger Pecinan yang terjadi di masa lalu dan diyakini menjadi asal muasal terbentuknya Kasunanan Surakarta.

Geger Pecinan adalah peristiwa pemberontakan yang terjadi di Kartasura pada tahun 1742. Terjadinya peristiwa ini di latar belakangi oleh dominasi kompeni dagang belanda (VOC) dengan orang-orang Tionghoa yang menyebabkan konflik salah satunya yang terjadi pada tahun 1740 di kenal dengan pembantaian masal orang Tionghoa di Batavia yang dilakukan oleh prajurit VOC. Akibatnya beberapa orang Tionghoa berpindah ke beberapa wilayah di Jawa Tengah yakni salah satunya kota Semarang yang bergabung dengan Masyarakat Tionghoa yang sudah bermukim dulu di wilayah tersebut (Davena Salsabilla, 2021)

Pada waktu yang sama, di Semarang terdapat aktivitas perdagangan VOC yang dirasa mengurangi legimitasi Kerajaan Mataram yang berpusat di Kartasura. Sehingga muncul lah perlawanan yang dilakukan oleh Paku Buwono II terhadap VOC di bantu oleh orang-orang Tionghoa yang berada di kota Semarang sebagai bentuk balas dendam terhadap VOC atas peristiwa pembunuhan masal di Batavia. Akan tetapi pemberontakan tersebut mengalami kegagalan, yang menyebabkan Sikap politik Paku Buwono II berbalik, ia menjadi akomodatif terhadap VOC. Perubahan sikap Paku Buwono II ini menyebabkan kekecewaan orang-orang Tionghoa yang diluapkan dengan mendukung pemberontakan yang dilakukan Raden Mas Garendi terhadap Paku Buwono II (Sudewa, 1995). Yang sebelumnya Raden Mas Garendi ikut membantu Paku Buwono II bersama orang-orang Tionghoa melakukan pemberontakan terhadap VOC.

Serangan yang didukung oleh orang-orang Tionghoa itu berhasil menduduki Keraton Mataram di Kartasura, sehingga peristiwa ini dikenal dengan Geger Pecinan tahun 1742 (Ricklefs, 1991). Pemberontakan ini berlangsung selama beberapa bulan dan menyebabkan kerusakan yang luas di Kartasura. Banyak rumah dan toko yang di bakar dan dijarah. Selain itu, banyak orang-orang Tionghoa dan Jawa yang tewas dalam peristiwa ini. Pemberontakan Geger Pecinan akhirnya dapat dipadamkan oleh Paku Buwono II dengan dibantu oleh pasukan VOC. Kondisi Keraton Mataram yang berada di Kartasura rusak parah dan tidak memungkinkan untuk ditinggali Kembali. Berakhirnya Geger Pecinan membuat Paku Buwono II harus memindahkan Ibu Kota Kerajaan ke Surakarta yakni di desa Sala (Solo sekarang) dan berubah nama menjadi Surakarta Hadiningrat pada tahun 1745 (Davena Salsabilla, 2021). Orang-orang Tionghoa yang turut serta melakukan pemberontakan pada Paku Buwono II tetap diizinkan tinggal di ibu kota yang baru.

Peristiwa Geger Pecinan memiliki dampak yang sangat signifikan dalam Sejarah kota Surakarta. Karena peristiwa ini menyebabkan perpindahan ibu kota dari Kartasura ke Surakarta. Peristiwa Geger Pecinan merupakan peristiwa yang terbentuk hingga kini. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan pembaca tentang Sejarah yang ada di kota Surakarta.

Daftar Putaka

 

Davena Salsabilla, M. L. (2021). POTENSI WISATA SEJARAH PERISTIWA GEGER PECINAN DI KARTASURA MELALUI SITUS KERATON KARTASURA. Urgensi Kesadaran Sejarah dan Pelestarian Budaya Daerah di Era Revolusi Industri 4.0, 107-114.

Ricklefs, M. C. (1991). Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. .

Sudewa, A. (1995). Dari Kartasura ke Surakarta. Yogyakarta: Lembaga Studi Asia.

 

 

 

***

Editor: Saiddaeni

Peristiwa Geger Pecinan  Penyebab Perpindahan Keraton Kartasura Ke Surakarta