Kamis, 25 Mei 2023 Program Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said melalui Kelompok yang diketuai oleh Ibu Dra. Hj. Noor Alwiyah menyelenggarakan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan tema "Pelembagaan Masjid dan Peranannya dalam Mitigasi Bencana Gempa Bumi di Masjid At-Tawwabin, Ngabeyan, Kartasura, Sukoharjo".
Tema tersebut mengajak masyarakat Muslim, khususnya di daerah Ngabeyan untuk memakmurkan masjid melalui beragam kegiatan yang bermanfaat, salah satunya adalah sebagai majelis dzikir dan kajian Islami.
Proses kegiatan pengabdian ini berlangsung tepat bakda Isya', yang diawali dengan sholat isya' berjamaah dengan para peserta sekaligus sebagai "jamaah rutin" masjid at-tawwabin. Pada proses pelaksanaan kegiatan ini, pengurus takmir dan para jamaah masjid at-tawwabin yang sekaligus menjadi peserta memberikan respon yang antusias. Hal ini tampak dari persiapan kegiatan yang sejak bakda ashar sudah dibantu menyiapkan sarana dan prasarana perlengkapan kegiatan hingga bakda maghrib dari pengurus takmir masjid.
Adapun acara formal dibuka oleh Bapak Qodim Ma'shum selaku Moderator, yang kemudian dilanjutkan sambutan oleh ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat, Ibu Hj. Noor Alwiyah yang mengutarakan rasa syukur beliau dengan dapat terealisasikannya kegiatan ini, dan beliau menyampaikan betapa pentingnya memakmurkan masjid dalam mengupayakan ketakwaan kita sebagai hamba Allah kepadaNya melalui pelembagaan masjid sebagaimana yang telah diajarkan dalam Q.S at-taubat (9); 108.
Kemudian, sambutan dari ketua takmir Masjid At-Tawwabin, Bapak Drs. K.H Khifdullah memberikan apresiasi kegiatan pengabdian ini untuk dapat berkelanjutan dan memberikan cakrawala wawasan bahwa Masjid merupakan salah satu sarana yang memudahkan masyarakat Muslim untuk beribadah dan menimba beragam Ilmu melalui beragam kegiatan yang diselenggarakan oleh Masjid.
Selanjutnya, merupakan inti acara, yang disampaikan oleh M. Nur Kholis Al Amin dengan mengawali betapa pentingnya memaksimalkan masjid sebagai sarana dakwah, karena pada dasarnya masjid dibangun berdasarkan landasan takwa kepada Allah. Adapun masjid yang bercorak moderat adalah masjid yang mampu memberikan kenyamanan terhadap para pengunjungnya yang berniat menimba mendirikan ibadah dan menimba ilmu melalui masjid. Oleh karena itu, sudah seyogyanya masjid melalui peran kepengurusan takmirnya, mampu memberikan program-program yang memiliki nilai kebermanfaatan bagi masyarakat pendukungnya (jamaahnya) sebagai makhluk religiositas dan makhluk sosial.
Dari aspek religiositas, para jamaah diajak untuk mendirikan sholat berjamaah di masjid, dan dari aspek sosial jamaah mampu memakmurkan masjid melalui beragam kegiatan yang bermanfaat, seperti masjid yang digunakan sebagai tempat pertemuan jamaah yasinan (mengaji al-Qur'an), sholawat dan dzikir berjamaah, bahkan sosialisasi perkembangan ilmu pengetahuan, seperti; pentingnya pencatatan dalam segala transaksi perdata, pengenalan S.O.P bangunan, dan juga mitigasi bencana gempa bumi, mengingat sebagian daerah Jawa Tengah termasuk pada daerah yang rawan terjadi Gempa Bumi.
Pada akhir sesi, Bapak Drs. K.H Khifdullah menceritakan rasa syukurnya, karena Masjid At-Tawwabin sudah memenuhi S.O.P secara religiositas ataupun konstruksionalitas, yakni secara pendekatan dalam kacamata agama, masjid ini didirikan melalui perjuangan yang sangat berat, dan pada akhirnya masyarakat sekitar mau bersama-sama memakmurkan masjid, ada yang sholat jamaah rutin, ada yang rutin membayarkan pajak listriknya, dan bahkan ada yang mampu berjamaah di masjid dengan tetap mampu "ngemong" anggota keluarganya yang non muslim, menerapkan konsep moderasi dalam beragama, sebagaimana yang telah diajarkan oleh Bapak Drs. K.H Khifdullah kepada para jamaahnya. Sedangkan dari aspek konstruksionalitas, masjid at-tawwabin dibangun dengan konstruksi yang sesuai dengan bangunan tahan gempa melalui fondasi dan "cor" yang kokoh dan kuat.
Pada akhir sesi, tim pengabdian PAI FIT UIN Raden Mas Said menyampaikan ucapan terimakasih dan cendera mata untuk masjid At-Tawwabin, dan mengucapkan permohonan maaf apabila dalam proses keberlangsungan kegiatan pengabdian ini dirasa kurang berkenan bagi para jamaah, dan kegiatan pun ditutup dengan foto bersama.