UIN Surakarta – Program Studi Pendidikan Agama Islam dalam program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di SMK Negeri 6 Surakarta mengangkat tema “Penguatan Moderasi Beragama pada Guru di SMK Negeri 6 Surakarta”. Pengabdian ini dilaksankan pada hari Kamis 25 Mei 2023, yang dihadiri oleh Bapak Ibu Guru sebagai peserta dari latar belakang keilmuan yang berbeda-beda. Terdapat guru agama Islam, Katolik, kristen, Bimbingan Konseling dan guru lainnya. Pengabdian ini dihadiri oleh mahasiswa dan tiga dosen Pendidikan Agama Islam. Saudara Achfan Aziz Z sebagai publikasi dalam pengabdian kepada masyarakat dan registrasi peserta, Ibu Mayana Ratih Permatasari, M. S. I. sebagai moderator, Dr. Muhammad Munadi, M. Pd. Dan Bapak Kholis Firmansyah, M.S.I. sebagai narasumber dalam penguatan moderasi beragama pada guru.
Serangkaian kegiatan dalam pengabdian masyarakat, di mulai dengan sambutan oleh Bapak Abdul selaku wakil kepala sekolah menyampaikan bahwa pengabdian yang dilakukan sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan karena di lingkungan SMKN 6 Surakarta sendiri memiliki keluarga besar dari latar belakang agama yang berbeda-beda. Harapanya bagi guru-guru baik yang beragama Islam, Katolik, Budha, Kristen, Konghucu dan Hindu dapat berdakwah dengan baik namun jangan sampai saling mencaki maki agama satu dengan agama yang lain. Dalam kegiatan PKM juga sebagai ajang silaturahmi, karena guru agama Islam di sekolah tersebut mayoritas berasal dari lulusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta.
Kegiatan dilanjutkan dengan acara inti berupa penyampaian materi mengenai moderasi beragama yang di moderatori oleh Ibu Mayana Ratih Permatasari, M. S. I. Dibuka dengan pantuan moderasi yang sepektakuler “Perut lapar makannya nasi, Makan lauk sambel terasi, Jaga rasa dengan moderasi, Keberagaman harus diapresiasi”. Narasumber pertama Bapak Kholis Firmansyah M. S. I. menyampaikan bahwa agama yang ada di Indonesia sebagai fenomena universal dari sudut pandang sosiologi. Keuniversalan ini di SMKN 6 Surakarta menerima siswa siswinya dari berbagai agama dan tanpa membeda-bedakan. Beliau juga menyampaikan mengenai agama dan budaya, dimana keragaman kebudayaan tidak bisa lepas dengan agama. Kenapa moderasi beragama sekarang perlu dikuatkan dalam lingkungan pendidikan? Karena untuk menangkal para peserta didik yang memiliki doktrin ekstrim yang tertanam dalam diri. Narasumber juga menjelaskan mengenai dasar landasan hukum dalam penekanan moderasi beragama dan memberikan arahan bahwa sebagai guru dalam lingkungan sekolah bisa menciptakan komitmen kebangsaan. Serta dalam bermoderasi agar bisa terlaksana harus berani salah satunya dengan membuka kran komunikasi.
Dr. Muhammad Munadi, M.Pd. selaku narasumber kedua menyampaikan tentang konteks meoderasi beragama dalam dunia pendidikan. Sebenarnya moderasi agama tidak perlu diucapkan namun dilakukan. Beliau juga menyampaikan mengenai idealititas pendidikan Ki Hajar Dewantara yang didalamnya terdapat konsep moderasi beragama yang harus diterapkan dalam pembelajaran terhadap peserta didik, terdapat konsep Among, Ngemong dan Momong serta semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Narasumber juga menyampaikan untuk menciptakan moderasi agama dalam pendidikan tidak hanya tercipta dari unsur guru agama saja namun harus ada kolaborasi dengan guru lainnya seperti guru Bimbingan Konseling (BK). Dalam penyampaiannya juga menekankan pada esensi realitas pendidikan agama itu seperti apa, sehingga guru agama SMKN 6 Surakarta dapat memahami hakikat realitas tersebut yang mana orientasinya dapat menciptakan moderasi beragama dalam lingkungan pendidikan.
Sesi selanjutnya mengenai paparan para peserta tentang moderasi agama dari persepektif agama yang berbeda-beda. Esensi moderasi beragama di SMKN 6 Surakarta sudah tertanam, meskipun guru agama mengajar pada siswa sesuai dengan agamanya para guru tersebut menyadari bahwa semua siswa adalah tanggung jawabnya dalam mendidik, maka guru menekankan pendidikan yang komprhensif dan selalu mengedepankan toleransi. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi dialong antara narasumber dengan para peserta guru di SMKN 6 Surakarta. Alhamdulilah semua serangkaian acara PKM di SMKN 6 Surakarta dapat berjalan dengan lancar dan antusias peserta sangat baik mengenai bahasan dalam kegiatan tersebut. Harapannya dengan adanya acara ini, dapat membangun guru untuk bisa membentengi para peserta didik untuk tidak memiliki pemikiran ekstrim dalam beragama.
***
Kontributor : Achfan Aziz Z
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam UIN Raden Mas Said Surakarta